PRODUK,
JASA, DAN TEKNOLOGI ARSITEKTUR ‘ATAP HIJAU’ (GREEN ROOF ARCHITECTURE)
BERKEMBANG DI ASIA, DARI JEPANG, CINA, DAN INDONESIA KECUALI INDONESIA.
ARSITEKTUR INI MEMBAWA MANFAAT. BENEFIT,
DAN PELUANG USAHA UNTUK PEMERINTAH, PENGUSAHA, DAN WARGA MASYARAKAT SERTA
LESTARINYA ALAM KHUSUSNYA KOTA-KOTA.
Tidak
banyak arsitektur yang dapat membawa manfaat dan peluang sosial, ekonomi, dan
benefit lingkungan sekaligus di kota-kota kita, kecuali kecuali produk teknologi
dan arsitektur atap hijau. Di kawasan Amerika Utara, seperti Kanada, Amerika
Serikat, teknologi arsitektur masih sangat dibutuhkan. Maka ada potensi pasar
sangat besar.
Di
Eropa, teknologi dan arsitektur atap hijau maju pesat. Teknologi dan arsitektur
aatap hijau, misalnya, menghasilkan investasi jutaan dolar AS dddi Negara
Jerman, Perancis, Austria, dan Swiss. Industri teknologi-arsitektur atap hijau
telah dibangun di Eropa. Di Jeman , misalnya, luas konstruksi atap hijau
bertambah dari hanya 9 juta KM2 tahun 1994 menjadi 13,5 KM2
tahun 2001.
Di
Indonesia arsitektur atap hijau di kota-kota belum maju, karena belum ada
kejelasan regulasi dan kebijakan mengenai hal ini. Tidak seperti di negara lain
seperti Kanada dan Jerman, arah kebijakan pemerintah sangat jelas tentang
arsitektur atap hijau dan tata kota.
Kebijakanatap
hijau sangat dibutuhkanoleh warga masyarakat, pemerintah, dan pengusaha.
Misalnya, apa saja definisi dan lingkup arsitekturatap hijau, manfaat ekonomi,
benefit sosial dan lingkungannya baik untuk sektor swasta, pemerintah maupun
rakyat.
Arsitektur
atap hijau sebetulnya bukan hal baru. Tradisi sejumlah masyarakta telahmengenal
arsitektur atap hijau. Bahkan sejak ribuan tahun silam. Salah satu diantaranya
adalah Taman Gantung Babilonia sekitar tahun 500 SM. Kemudian desain orisinal
arsitektur atap hijau lahir di Iceland. Rakyat di sana telah lama membangun
rumah dengan batu-batuan dan rumput-rumput. Bertahun-tahun orang-orang
Skadinavia membangun ‘rumah beratap rumput’. (Moran, 2004) selain menyediakan
rumah-tinggal yang nyaman dan aman, rumah atap hijau dan tembok dari
batu-batuan memeberikan penyekatan tambahan bagi penghuninya selama perubahan
musim dan cuaca.
Begitulah
nothing new under the sun ata tidak ada yang baru di bawah matahari. Di Jerman
abad 18,rumah atap hijau adalah simbol status sosial pemiliknya, bukan hanya
tempat untuk berlindung yang nyaman dan aman. Pada abad 19 arsitektur atap
hijau merebak ke zona lain di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat baru mengenal
arsitektur atap hijau kira-kira abad 20 di New york City, Amerika Serikat.
(Moran, 2004).
Saat
ancaman danresiko pemanasan global dan perubahan iklim di hari-hari ini,
pilihannya ialah arsitektur atap hijau, khususnya di kota-kota, baik arsitektur
atap hijau yang instensif maupun arsitektur atap hijau ekstensif untuk asesori
dekoratif maupun bagian dari upaya mengatasi dampak perubahan iklim. Meskipun
tidak mudah membangun satu arsitektur atap hijau. Ada beberapa tahapan
kostruksi yang perlu dipenuhi, misalnya pembuatan atap kedap airdengan biaya
pemeliharaan yangsangat murah atau bahkan tanpa biaya. Tahap berikutnya ialah
membangun drainase di atap. Rumah dan menyediakan tanah dengan teknologi
khusus. Karena arsitektur atap hijau mesti tahan terhadap angin, panas, radiasi
langsung, salju, embun, es, dan kekeringan.
Sekurang-kurangnya
ada 8 manfaat dari arsitektur atap hijau. Yaitu menampung dan mengalirkan air
hujan, mengurangi dampak kepanasan di perkotaan, menyimpan karbon, menyerap
polusi udara, melindungi material atap rumah dari perubahan iklim sangat hebat,
tempat huni fauna lainnya pendidikan anak-anak tentang biologi, mengurangi
pengaruh bising dan suara dari luar rumah, penyekat bangunan rumah dari
perubahan cuaca, dan dekorasi seni. (US EPA, 2006).
0 komentar:
Posting Komentar